Saya sudah menerima 28 pakarti, hingga batas akhir pengumpulan 30 November 2008, dari 28 kelompok. Dari ke-28 pakarti, 11 kelompok memilih mengembangkan pakarti menggunakan program PowerPoint, yaitu kelompok 3, 6, 8, 14, 15, 16, 19, 21, 24, 25, dan 27. Selebihnya, 17 kelompok mengembangkan pakarti menggunakan Flash.
Adapun prosedur penilaian sebagai berikut:
Pertama, memeriksa kondisi fisik CD pakarti. Apakah di-labeli atau tidak? Apakah dikemas dalam CD case atau tidak? Ternyata, sebagian besar tanpa label dan ‘telanjang’. Jelas tidak mematuhi prinsip ekonomi, yaitu nilai suatu barang berbanding lurus dengan kemasannya. Apalagi layak jual. Jangan terlalu berharap orang lain menghargai karya anda, jika anda sendiri kurang menghargainya. Sedemikian mahalkah label dan casing CD?
Kedua, memeriksa apakah CD bersifat autorun (berjalan dengan sendirinya) atau tidak dengan memasukkan CD ke CD drive. Tiga kelompok -yaitu kelompok 6, 25, dan 27 mengembangkan pakarti menggunakan program PowerPoint yang autorun. 18 kelompok diantaranya gagal, yaitu kelompok 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 24, 28, dan 29. Di CD kelompok 9, 10, 12 dan 18, terdapat file Autorun.inf tapi tidak berfungsi. Kemungkinan karena nama file atau pengalamatannya tidak match. Sedangkan CD pakarti 14 kelompok lainnya tidak autorun karena ternyata memang tidak dirancang untuk autorun.
Ketiga, memeriksa apakah pakarti ditampilkan secara fullscreen atau tidak? Pakarti 13 kelompok diantaranya tidak, yaitu kelompok 1, 3, 4, 11, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 24 dan 28 termasuk yang ditampilkan di dalam window program PowerPoint.
Keempat, memeriksa kelengkapan file. Sebagaimana tertera di buku ajar PBKom, file yang disertakan antara lain: pakarti –dalam format file EXE, FLA, SWF, dan HTML–, panduan penggunaan (manual user’s guide) –dalam format file DOC dan atau PDF–, serta file Autorun.inf.
Kelompok yang belum menyertakan file panduan kecuali: kelompok 9–13, 15, 17–18, 20–27. Kelompok 17 dan 22 juga menyertakan file panduan dalam format PDF. Kelompok 28 hanya menyertakan file SWF tanpa file FLA (file kerja). Kelompok 10, 11, 18, 20, 28, dan 29 tanpa file EXE. Bagaimana mungkin bisa autorun?
Kelima, memeriksa buku panduan. Panduan yang disarankan sebagaimana tertera di buku ajar PBKom, dicetak dalam format buku (BOOKFOLD). Namun, ternyata hanya 14 kelompok yang menyertakan panduan, termasuk kelompok 8 dan 10 yang menyertakan lembar panduan –bukan buku panduan– karena hanya terdiri dari 1 lembar. 9 diantaranya yaitu kelompok 2, 5, 6, 8, 10, 11, 14, 15, dan 28, berupa format PORTRAIT. Kelompok 4 dalam format tidak lazim. Sebelas yang lain sudah, yaitu kelompok 1, 7, 12, 26 sudah format LANDSCAPE. Kendati belum seluruhnya format buku. Beberapa diantaranya di-print satu sisi lalu di-lem, atau di-print satu sisi lalu di-tekuk, atau di-print bolak-balik, dipotong jadi dua bagian, lalu distaples, atau di-print, dipotong dan disusun seperti buku lalu di-copy. Baca lagi panduannya atau bertanyalah pada kelompok 12 –satu-satunya– yang sudah mampu mencetak dalam format bookfold.
Evaluasi awal ini hanya memeriksa ‘kulit luar’, belum termasuk konten panduan dan pakarti.
Pengumuman
- Ulasan evaluasi tugas PBKom bisa dibaca di blog http://pakarti.wordpress.com.
- Tuliskan komentar jika evaluasi tersebut tidak sesuai dengan pendapat anda.
- Mahasiswa diberi kesempatan untuk melengkapi atau melakukan revisi terbatas pada bagian-bagian yang belum memenuhi ketentuan.
- Revisi bersifat opsional. Jika anda sudah merasa puas, biarkan apa adanya.
- Batas akhir pengumpulan revisi Sabtu, 27 Desember 2008 pada koordinator kelas (David).
- Pembagian kelompok mengacu pada tabel berikut:
KEL |
ANGGOTA 1 |
ANGGOTA 2 |
ANGGOTA 3 |
1 | DAVID NURFIQIH | SAIFUL LUKMAN HQN | |
2 | LIONI ANKA MONALISA | ZUYYINA KHOIRIYAH R | |
3 | INAYATUS SHOLIHAH | NURUL AJIZAH | |
4 | RIZA DEVIYAKA | IRMA LUKITASARI | |
5 | DINI KERISA | NURUL AZIZAH | |
6 | SITI RAHMAWATI | PUPUT TRI WIDYAWATI | |
7 | ADITYA PERMANA | SALWATUL AISYAH | |
8 | NIKEN TIARA SEPTIANA | AGUNG SEBASTIAN | |
9 | NAWAL IKA SUSANTI | RIZQA AYU KUSUMA D | ERIK ALEXANDER |
10 | SENDY RAHMAN | DONNY YOUNGKI R | BERLIAN SORGA |
11 | ERWIN SUGIYANTORO | AHMAD YULIANTO | |
12 | RIRIN ARIANI | GITA AYU SAHARI | KIKI RIZKI SUSANTI |
13 | MARITA ZULAEKHA | RIZKI PUJI FIRSTIANI | DENI EVILIANA |
14 | RONI SETYAWAN | FIKA KUSUMA BUDI | |
15 | YUNITA DIYAH PS | LINDIYANA CISTAMAYU | |
16 | ABDUL JALIL | DYA FITRI PERWITASARI | |
17 | DESY GAYUTANTRI | IHDA ROHMAWATI | DWI INDAH LESTARI |
18 | ENDANG WAHYUNI | YENI WAHYUNINGTIAS | AJENG CAHYANI |
19 | DEVI NORMA LISTANTI | NANDA AYU MUSTIKASARI | |
20 | ANISAUL M. | DINITA DWI CIPTASARI | TWISLI HAPPY ROSDIAN |
21 | DWI IRNANINGTYAS | RACHMAWATI RAHARDJO | |
22 | SEKAR WULANDARI | IRNI IRMALINI L | SEVI S ADDINE |
23 | YUNITA RISKIYANDINI | WIWID ANDY SLAMETO | RIMA ULFIA |
24 | PHILIN UTILITARIANTI | ANIK NURHIDAYAH | |
25 | ERI SETYOWATI | FINAYA CITA RAHMA | |
26 | DIAN FAQIH KHOIRUN N | FADHILATUL MASLUKHAH | DYAH ISMAWATI |
27 | FATIMATUZZAHROK | ARI FARIDA S. N. | |
28 | AGNES DWI JAYANTI | TRI IRA NURJANNAH | MAY DINA EKAWATI |
29 | DIANA QOMARIYAH | NURAINI | |
29 |
29 |
11 |
Pertama, memeriksa kondisi fisik CD pakarti. Apakah di-labeli atau tidak? Apakah dikemas dalam CD case atau tidak? Ternyata, sebagian besar tanpa label dan ‘telanjang’. Jelas tidak mematuhi prinsip ekonomi, yaitu nilai suatu barang berbanding lurus dengan kemasannya. Apalagi layak jual. Jangan terlalu berharap orang lain menghargai karya anda, jika anda sendiri kurang menghargainya. Sedemikian mahalkah label dan casing CD?
maaf sebelumnya……
pada kata-kata tersebut,bahasa yang digunakan bukan merupakan bahasa halus tapi ibarat seseorang di tusuk pisau. apakah tidak bisa menggunakan kata-kata yang lebih halus….????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????